Oksigen
(O2) merupakan komponen gas yang sangat berperan dalam proses
metabolisme tubuh untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel tubuh secara
normal. Oksigen diperoleh dengan cara menghirup udara bebas dalam setiap kali bernafas.
Dengan bernafas setiap sel tubuh menerima oksigen, dan pada saat yang sama melepaskan
produk oksidasinya. Oksigen yang bersenyawa dengan karbon dan hidrogen dari jaringan
memungkinkan setiap sel melangsungkan proses metabolismenya. Oksigen hasil buangannya
dalam bentuk karbondioksida (CO2) dan air (H2O).
Terapi
oksigen adalah memasukkan oksigen tambahan dari luar keparu melalui saluran pernafasan
dengan menggunakan alat sesuai kebutuhan. (Standar Pelayanan Keperawatan di ICU).
Terapi oksigen adalah memberikan aliran gas lebih dari 20% pada tekanan 1 atmosphir
sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam darah Terapi oksigen adalah pemberian
oksigen dengan konsentrasi yang lebih tinggi dari yang ditemukan dalam atmosfir
lingkungan. Pada ketinggian air laut konsentrasi oksigen dalam ruangan adalah 21%,
(Brunner&Suddarth,2001). Sejalan dengan hal tersebut diatas menurut Titin, 2007,
Terapi oksigen adalah suatu tindakan untuk meningkatkan tekanan parsial oksigen
pada inspirasi, yang dapat dilakukan dengan cara : 1.Meningkatkan kadar oksigen
inspirasi (Orthobarik), 2.Meningkatkan tekanan oksigen (Hiperbarik)
Kebutuhan
oksigenasi merupakan salah satu kebutuhan dasar pada manusia yaitu kebutuhan
fisiologis. Pemenuhan kebutuhan oksigenasi ditujukan untuk menjaga kelangsungan
metabolisme sel tubuh, mempertahankan hidupnya dan melakukan aktivitas bagi
berbagai organ atau sel.
A.
Sistem Tubuh yang Berperan dalam
Kebutuhan Oksigenasi
1.
Saluran
pernapasan bagian atas
Saluran
ini berfungsi dalam menyaring, menghangatkan dan melembabkan udara yang
dihirup.
Hidung
Proses oksigenasi diawali dengan masuknya udara
melalui hidung. Pada hidung terdapat nares anterior yang mengandung kelenjar
sebaseus dan ditutup oleh rambut kasar. Bagian ini bermuara ke rongga hidung
sebagai bagian hidung lainnya, yang dilapisi oleh selaput lendir dan mengandung
pembuluh darah. Udara yang masuk melalui hidung akan disaring oleh rambut yang
ada di dalam vestibulum (sebagai bagian dari rongga hidung), kemudian udara
tersebut akan dihangatkan dan dilembabkan.
Faring
Faring merupakan pipa berotot yang terletak dari
dasar tengkorak sampai dengan esophagus. Berdasarkan letaknya, faring dibagi
menjadi tiga yaitu nasofaring (dibelakang hidung), orofaring (dibelakang mulut)
dan laringofaring (dibelakang laring)
Laring (tenggorokan)
Laring merupakan saluran pernapasan setelah faring.
Laring terdiri atas bagian dari tulang rawan yang diikat bersama ligamen dan
membran dengan dua lamina yang tersambung di garis tengah.
Epiglotis
Epiglotis merupakan katup tulang rawan yang bertugas
menutup laring saat proses menelan.
2.
Saluran
pernapasan bagian bawah
Saluran
ini berfungsi mengalirkan udara dan memproduksi surfaktan
Trachea
Trachea (batang tenggorok) merupakan kelanjutan dari
laring sampai kira-kira ketinggian vertebrae torakalis kelima. Trakea memiliki
panjang ± 9 cm dan tersusun atas 16 – 20 lingkaran tak lengkap yang berupa
cincin. Trakea dilapisi oleh selaput lendir dan terdapat epithelium bersilia
yang bisa mengeluarkan debu dan benda asing
Brokhus
Bronchus merupakan kelanjutan dari trachea yang
bercabang menjadi bronchus kanan dan kiri. Bronchus bagian kanan lebih pendek
dan lebar daripada bagian kiri. Bronchus kanan memiliki tiga lobus yaitu lobus atas,
tengah dan bawah. Sedangkan bronchus kiri lebih panjang dari bagian kanan
dengan dua lobus yaitu lobus atas dan bawah.
Bronkiolus
Bronkiolus
merupakan saluran percabangan setelah bronkus
3.
Paru-paru
Paru-paru merupakan organ utama dalam sistem
pernapasan. Paru-paru terletak di dalam rongga toraks setinggi tulang selangka
sampai dengan diafragma. Paru-paru terdiri atas dua bagian yaitu paru-paru
kanan dan kiri. Pada bagian tengah dari organ tersebut terdapat organ jantung
yang berbentuk kerucut beserta pembuluh darahnya. Bagian puncak paru-paru
disebut dengan apeks.
Paru-paru terdiri dari atas beberapa lobus yang
diselaputi oleh pleura, yang terbagi atas pleura parietalis dan pleura
viseralis. Diantara kedua pleura tersebut terdapat cairan pleura yang berisi
cairan surfaktan. Keberadaan cairan tersebut ditujukan untuk melindungi
paru-paru. Paru-paru memiliki jaringan yang bersifat elastis dan berpori,
berfungsi sebagai tempat pertukaran gas oksigen dan karbondioksida
B.
Proses
Oksigenasi
Proses pemenuhan
kebutuhan oksigenasi didalam tubuh terdiri dari tiga tahapan yaitu :
1)
Ventilasi
Proses
ini merupakan proses keluar dan masuknya oksigen dari atmosfer ke dalam alveoli
atau dari alveoli ke atmosfer. Proses
ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :
a. Adanya
konsentrasi oksigen dari atmosfer. Semakin tingginya suatu tempat maka tekanan
udaranya semakin rendah, demikian pula sebaliknya.
b. Adanya
kondisi jalan napas yang baik.
c. Adanya
kemampuan toraks dan alveoli pada paru-paru dalam melaksanakan ekspansi atau
kembang kempis
Pusat
pernapasan yaitu medulla oblongata dan pons, dapat dipengaruhi oleh proses
ventilasi. Hal tersebut karena CO2 memiliki kemampuan merangsang
pusat pernapasan.
2)
Difusi
Merupakan
pertukaran gas antara O2 dari alveoli ke kapiler paru-paru dan CO2
dari kapiler ke alveoli. Proses pertukaran ini dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu :
a. Luasnya
permukaan paru-paru
b. Tebalnya
membrane respirasi/permeabilitas yang terdiri atas epitel alveoli dan
interstisial. Keduanya dapat memengaruhi proses difusi apabila terjadi proses
penebalan. Makin tebal membran, maka proses difusi makin sulit.
c. Perbedaan
tekanan dan konsentrasi O2. Hal ini dapat terjadi sebagaimana
perbedaan O2 dari alveoli masuk ke dalam darah secara berdifusi
karena tekanan O2 dalam rongga alveoli lebih tinggi daripada tekanan
O2 dalam darah vena pulmonali. Sedangkan CO2 dari arteri
pulmonalis akan berdifusi ke dalam alveoli
d. Afinitas
gas yaitu kemampuan untuk menembus dan saling mengikat Hb
3)
Transportasi
Merupakan
proses pendistribusian antara O2 kapiler ke jaringan tubuh dan CO2
jaringan tubuh ke kapiler. Pada proses transportasi, O2 akan
berikatan dengan Hb membentuk oksihemoglobin (97%) dan larut dalam plasma (3%).
Sedangkan CO2 akan berikatan dengan Hb membentuk karbominohemoglobin
(30%), larut dalam plasma (5%) dan sebagian menjadi HCO3 berada
dalam darah (65%)
Transportasi
gas dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya :
a. Kardiak
output dapat dinilai melalui isi sekuncup dan frekuensi denyut jantung
b. Kondisi
pembuluh darah, latihan & aktivitas seperti olah raga dan lain-lain