Search Engine

Loading

Senin, 22 April 2013

PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR OKSIGEN SEPANJANG SIKLUS KEHIDUPAN


Oksigen (O2) merupakan komponen gas yang sangat berperan dalam proses metabolisme tubuh untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel tubuh secara normal. Oksigen diperoleh dengan cara menghirup udara bebas dalam setiap kali bernafas. Dengan bernafas setiap sel tubuh menerima oksigen, dan pada saat yang sama melepaskan produk oksidasinya. Oksigen yang bersenyawa dengan karbon dan hidrogen dari jaringan memungkinkan setiap sel melangsungkan proses metabolismenya. Oksigen hasil buangannya dalam bentuk karbondioksida (CO2) dan air  (H2O).
Terapi oksigen adalah memasukkan oksigen tambahan dari luar keparu melalui saluran pernafasan dengan menggunakan alat sesuai kebutuhan. (Standar Pelayanan Keperawatan di ICU). Terapi oksigen adalah memberikan aliran gas lebih dari 20% pada tekanan 1 atmosphir sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam darah Terapi oksigen adalah pemberian oksigen dengan konsentrasi yang lebih tinggi dari yang ditemukan dalam atmosfir lingkungan. Pada ketinggian air laut konsentrasi oksigen dalam ruangan adalah 21%, (Brunner&Suddarth,2001). Sejalan dengan hal tersebut diatas menurut Titin, 2007, Terapi oksigen adalah suatu tindakan untuk meningkatkan tekanan parsial oksigen pada inspirasi, yang dapat dilakukan dengan cara : 1.Meningkatkan kadar oksigen inspirasi (Orthobarik), 2.Meningkatkan tekanan oksigen (Hiperbarik)
Kebutuhan oksigenasi merupakan salah satu kebutuhan dasar pada manusia yaitu kebutuhan fisiologis. Pemenuhan kebutuhan oksigenasi ditujukan untuk menjaga kelangsungan metabolisme sel tubuh, mempertahankan hidupnya dan melakukan aktivitas bagi berbagai organ atau sel.

A.    Sistem Tubuh yang Berperan dalam Kebutuhan Oksigenasi
1.      Saluran pernapasan bagian atas
Saluran ini berfungsi dalam menyaring, menghangatkan dan melembabkan udara yang dihirup.
Hidung
Proses oksigenasi diawali dengan masuknya udara melalui hidung. Pada hidung terdapat nares anterior yang mengandung kelenjar sebaseus dan ditutup oleh rambut kasar. Bagian ini bermuara ke rongga hidung sebagai bagian hidung lainnya, yang dilapisi oleh selaput lendir dan mengandung pembuluh darah. Udara yang masuk melalui hidung akan disaring oleh rambut yang ada di dalam vestibulum (sebagai bagian dari rongga hidung), kemudian udara tersebut akan dihangatkan dan dilembabkan.
Faring
Faring merupakan pipa berotot yang terletak dari dasar tengkorak sampai dengan esophagus. Berdasarkan letaknya, faring dibagi menjadi tiga yaitu nasofaring (dibelakang hidung), orofaring (dibelakang mulut) dan laringofaring (dibelakang laring)
Laring (tenggorokan)
Laring merupakan saluran pernapasan setelah faring. Laring terdiri atas bagian dari tulang rawan yang diikat bersama ligamen dan membran dengan dua lamina yang tersambung di garis tengah.
Epiglotis
Epiglotis merupakan katup tulang rawan yang bertugas menutup laring saat proses menelan.
2.      Saluran pernapasan bagian bawah
Saluran ini berfungsi mengalirkan udara dan memproduksi surfaktan
Trachea
Trachea (batang tenggorok) merupakan kelanjutan dari laring sampai kira-kira ketinggian vertebrae torakalis kelima. Trakea memiliki panjang ± 9 cm dan tersusun atas 16 – 20 lingkaran tak lengkap yang berupa cincin. Trakea dilapisi oleh selaput lendir dan terdapat epithelium bersilia yang bisa mengeluarkan debu dan benda asing
Brokhus
Bronchus merupakan kelanjutan dari trachea yang bercabang menjadi bronchus kanan dan kiri. Bronchus bagian kanan lebih pendek dan lebar daripada bagian kiri. Bronchus kanan memiliki tiga lobus yaitu lobus atas, tengah dan bawah. Sedangkan bronchus kiri lebih panjang dari bagian kanan dengan dua lobus yaitu lobus atas dan bawah.
Bronkiolus
Bronkiolus merupakan saluran percabangan setelah bronkus
3.      Paru-paru
Paru-paru merupakan organ utama dalam sistem pernapasan. Paru-paru terletak di dalam rongga toraks setinggi tulang selangka sampai dengan diafragma. Paru-paru terdiri atas dua bagian yaitu paru-paru kanan dan kiri. Pada bagian tengah dari organ tersebut terdapat organ jantung yang berbentuk kerucut beserta pembuluh darahnya. Bagian puncak paru-paru disebut dengan apeks.
Paru-paru terdiri dari atas beberapa lobus yang diselaputi oleh pleura, yang terbagi atas pleura parietalis dan pleura viseralis. Diantara kedua pleura tersebut terdapat cairan pleura yang berisi cairan surfaktan. Keberadaan cairan tersebut ditujukan untuk melindungi paru-paru. Paru-paru memiliki jaringan yang bersifat elastis dan berpori, berfungsi sebagai tempat pertukaran gas oksigen dan karbondioksida
B.     Proses Oksigenasi
Proses pemenuhan kebutuhan oksigenasi didalam tubuh terdiri dari tiga tahapan yaitu :
1)      Ventilasi
Proses ini merupakan proses keluar dan masuknya oksigen dari atmosfer ke dalam alveoli atau dari alveoli ke atmosfer.  Proses ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :
a.       Adanya konsentrasi oksigen dari atmosfer. Semakin tingginya suatu tempat maka tekanan udaranya semakin rendah, demikian pula sebaliknya.
b.      Adanya kondisi jalan napas yang baik.
c.       Adanya kemampuan toraks dan alveoli pada paru-paru dalam melaksanakan ekspansi atau kembang kempis
Pusat pernapasan yaitu medulla oblongata dan pons, dapat dipengaruhi oleh proses ventilasi. Hal tersebut karena CO2 memiliki kemampuan merangsang pusat pernapasan.
2)      Difusi
Merupakan pertukaran gas antara O2 dari alveoli ke kapiler paru-paru dan CO2 dari kapiler ke alveoli. Proses pertukaran ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
a.       Luasnya permukaan paru-paru
b.      Tebalnya membrane respirasi/permeabilitas yang terdiri atas epitel alveoli dan interstisial. Keduanya dapat memengaruhi proses difusi apabila terjadi proses penebalan. Makin tebal membran, maka proses difusi makin sulit.
c.       Perbedaan tekanan dan konsentrasi O2. Hal ini dapat terjadi sebagaimana perbedaan O2 dari alveoli masuk ke dalam darah secara berdifusi karena tekanan O2 dalam rongga alveoli lebih tinggi daripada tekanan O2 dalam darah vena pulmonali. Sedangkan CO2 dari arteri pulmonalis akan berdifusi ke dalam alveoli
d.      Afinitas gas yaitu kemampuan untuk menembus dan saling mengikat Hb
3)      Transportasi
Merupakan proses pendistribusian antara O2 kapiler ke jaringan tubuh dan CO2 jaringan tubuh ke kapiler. Pada proses transportasi, O2 akan berikatan dengan Hb membentuk oksihemoglobin (97%) dan larut dalam plasma (3%). Sedangkan CO2 akan berikatan dengan Hb membentuk karbominohemoglobin (30%), larut dalam plasma (5%) dan sebagian menjadi HCO3 berada dalam darah (65%)
Transportasi gas dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya :
a.       Kardiak output dapat dinilai melalui isi sekuncup dan frekuensi denyut jantung
b.      Kondisi pembuluh darah, latihan & aktivitas seperti olah raga dan lain-lain